
Sebaran dan Tempat Tumbuh
Jenis ini tersebar secara alami dan tumbuh baik pada daerah kering maupun lembab. Daerah sebaran alami jenis ini antara lain di daerah Queensland, Australia pada lintang 18 o LS, Irian Jaya bagian Utara, Kepulauan Aru, Maluku Selatan dan Seram bagian Barat juga di daerah Bentuas Kalimantan Timur (Padley dalamSindusuwarno, 1979). Di Irian Jaya bagian selatan seperti di Merauke, Erambu dan Muting (Leksono, 1996). Mangium dapat tumbuh pada daerah yang lembab pada tanah alluvial campuran (metamorfic dan granitic) dengan pH 4,8 – 5,2 dan curah hujan yang tinggi mencapai 4.500 mm/tahun dengan temperatur maksimum 31 – 34 o C serta minimum 16 – 12 o C. Jenis ini dapat tumbuh pula pada tanah yang miskin unsur hara seperti areal bekas perladangan, tanah bekas jalan traktor, daerah berbatu dan beberapa tempat yang ditumbuhi alang-alang (Anonim, 1989).
Pembibitan
Pembiakan tanaman A. mangium dapat dilakukan baik secara generatif maupun vegetatif. Secara generatif menggunakan benih unggul dengan teknik skarifikasi benih yaitu dicelupkan kedalam air panas (85 – 100 o C) selama 30 detik kemudian direndam dalam air dingin selama 24 jam (Anonim, 1989). Sedangkan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara mencangkok dan stek pucuk (Pudjiono dan Kondo, 1996) yang hasilnya menunjukkan bahwa stek pucuk dari trubusan/coppice shoots dapat mencapai 70,5 % sedangkan apabila bahan stek diambil dari pohon tua hanya 2,5 %. Selain itu dapat dilakukan dengan teknik sambungan (Anonim, 1992). Selain itu pembibitan A. mangium dapat dilakukan dengan cara kultur jaringan dengan menggunakan eksplant berupa biji, stek pucuk dan pohon dewasa (yakni dengan teknik rejuvenasi perendaman cabang dalam air untuk menghasilkan tunas/eksplan). Setelah berakar kemudian aklimatisasi pada media vermiculite kemudian setelah tumbuh dengan baik (1-2 bulan) bibit disapih ke media tanah/top soil + pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 (Herawan, 2000).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar