Radiomelodypersfm.com, DUMAI-Kepala Perwakilan FAO untuk Indonesia ad interim, Richard Trenchard mengajak semua pihak untuk merestorasi hutan. Menurutnya, proyek penanaman dan restorasi skala kecil dapat berdampak besar.
“ Mari pulihkan hutan! Kita bangun semua dengan lebih baik dan raih masa depan yang kita semua inginkan," kata Trenchard dalam keterangan tertulis, Ahad, 21 Maret 2021.
Menurutnya, penghijauan kota menciptakan udara yang lebih bersih dan ruang yang lebih indah serta memberikan manfaat besar bagi kesehatan mental dan fisik penduduk perkotaan. Berinvestasi dalam restorasi hutan dan lahan, kata dia, akan membantu memulihkan kesehatan manusia, komunitas, dan lingkungan.
Dia menilai restorasi menawarkan prospek untuk mengembalikan pohon dan hutan ke lanskap hutan yang kritis dan terdegradasi dalam skala besar, sehingga meningkatkan ketahanan ekologi dan produktivitas. Hal itu dia sampaikan untuk memperingati Hari Hutan Internasional di tengah pandemi global Covid-19 di Indonesia dan di seluruh dunia.
Dia menekankan hutan yang sehat juga berkontribusi bagi kesehatan manusia. Hutan memberikan manfaat kesehatan bagi semua orang, seperti udara segar, makanan bergizi, air bersih, dan ruang rekreasi. Di negara maju, hingga 25 persen dari semua obat-obatan berasal dari sumber nabati; di negara berkembang, kontribusinya mencapai 80 persen.
Namun, dia melihat kerusakan hutan merusak kesehatan lingkungan dan manusia, serta meningkatkan emisi karbon dan mengurangi keanekaragaman hayati. "Kita harus ingat bahwa hampir sepertiga dari penyakit menular baru terkait dengan perubahan penggunaan lahan seperti penggundulan hutan," ujarnya.
Trenchard menuturkan dunia kehilangan 10 juta hektare hutan setahun, lebih dari setengah luas Sulawesi dan degradasi lahan mempengaruhi hampir 2 miliar hektare, sebuah wilayah yang lebih luas dari Amerika Selatan.
Deforestasi dan degradasi hutan menyebabkan meningkatnya gas rumah kaca, dan menyebabkan lebih dari delapan persen tumbuhan hutan dan lima persen hewan hutan berada pada risiko sangat tinggi kepunahan.(tempo/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar